Ibu,
Dalam diamku kau tersenyum menatapku
Dalam tangisku kau dirikan benteng kemandirian untukku
Dalam lelahku kau bangun tempat peristirahatan terhangat
Dalam tawaku kau beri warna dengan seulas harapan
Ibu,
Hatimu tak pernah membenciku dengan benar
Meski aku telah menngoreskan banyak luka di sana
Hatimu selalu menggambarkan “Bagaimana jika…”
Hingga resahmu tak pernah usai
Ibu,
Emas setinggi gunung pun tak akan mampu membayar kasih sayangmu
Bahkan hidupku tak akan sanggup membalas ketulusanmu
Hanya untaian doa yang bisa ku tabung
Untuk mengangkatmu dalam kesempurnaan hidup dan kebahagiaan dunia dan akhirat
Dalam diamku kau tersenyum menatapku
Dalam tangisku kau dirikan benteng kemandirian untukku
Dalam lelahku kau bangun tempat peristirahatan terhangat
Dalam tawaku kau beri warna dengan seulas harapan
Ibu,
Hatimu tak pernah membenciku dengan benar
Meski aku telah menngoreskan banyak luka di sana
Hatimu selalu menggambarkan “Bagaimana jika…”
Hingga resahmu tak pernah usai
Ibu,
Emas setinggi gunung pun tak akan mampu membayar kasih sayangmu
Bahkan hidupku tak akan sanggup membalas ketulusanmu
Hanya untaian doa yang bisa ku tabung
Untuk mengangkatmu dalam kesempurnaan hidup dan kebahagiaan dunia dan akhirat
10.04 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)